Selasa, 25 April 2017

PERKEMBANGAN EMOSI, KEPRIBADIAN DAN MORAL PADA REMAJA



PSIKOLOGI REMAJA
Perkembangan Emosi, Kepribadian Dan Moral Pada Remaja
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Remaja
Dosen Pembimbing: Susiana, M.Pd.I.
 

Disusun Oleh:
1.      Erik Ariswanda
2.      Fani Aprila
3.      Fitri
4.      Rosmawita
5.      Selfiana
6.      Surya ningsih
7.      Sy. Rena Nurhaliza
8.      Vinni Alvionita

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MADINATUN NAJAH
RENGAT
2017

KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Perkembangan Emosi, Kepribadian dan Moral Pada Remaja.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

   
                                                                                     



Rengat, 15 April 2017


Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN           
A.    Latar Belakang............................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Emosi pada Remaja............................................................. 3
B.     Perkembangan Kepribadian pada Remaja................................................... 7
C.     Perkembangan Moral pada Remaja........................................................... 10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................ 13
B.     Saran.......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu berkembang dari pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Remaja mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menuju dewasa. Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun bagi perempuan dan antara umur 13 tahun sampai 22 tahun bagi laki-laki. Pada masa ini status individu tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan.
Masa remaja termasuk masa penentuan, karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Perubahan fisik pada masa remaja juga disertai dengan perubahan psikologi yang disebabkan adanya pengaruh hormon. Pertambahan hormon dari kelenjar adrenalin akan membuat remaja cenderung membangkang dan memiliki sifat memberontak. Sementara itu, perubahan psikologi yang dialami remaja pada masa pubertas meliputi perkembangan emosi, kepribadian dan emosi. Pada masa ini kepribadian dan emosi anak mulai tumbuh dan berkembang sehingga timbul kepercayaan diri dan mulai menemukan jati dirinya. Perkembangan emosi pada remaja ditandai dengan emosi yang tidak stabil dan penuh gejolak sedangkan moral merupakan ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya. Dengan kata lain bahwa moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan perbuatan yang benar dan yang salah sebagai alat kendali dalam bertingkah laku.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Perkembangan Emosi pada Remaja ?
2.      Bagaimana Perkembangan Kepribadian pada Remaja  ?
3.      Bagaimana Perkembangan Moral pada Remaja ?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui  Perkembangan Emosi pada Remaja
2.      Untuk Mengetahui Perkembangan Kepribadian pada Remaja
3.      Untuk Mengetahui Perkembangan Moral pada Remaja



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Emosi Pada Remaja
1.      Pengertian Emosi
Banyak defenisi mengenai emosi yang dikemukakan oleh para ahli. Istilah emosi, menurut Daniel Goleman, seorang pakar kecerdasan emosional, makna tepatnya masih sangat membingungkan, baik di kalangan para ahli psikologi maupun ahli filsafat dalam kurun waktu selama lebih dari satu abad. Karena sedemikian membingungkannya makna emosi itu maka Daniel Goleman dalam mendefenisikan emosi merujuk kepada makna yang paling harfiah yang diambil dari Oxford English Dictionary yang memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Sementara itu, Chaplin (dalam Dictionary of Psychology mendefenisikan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku.[1]
Menurut Crow & Crow pengertian emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik yang berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas. Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi, diantaranya terdapat fase pubertas yang merupakan fase yang sangat singkat dan terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya. Fase pubertas ini berkisar dari usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 16 tahun dan setiap individu memiliki variasi tersendiri. Masa pubertas sendiri berada tumpang tindih antara masa anak dan masa remaja, sehingga kesulitan pada masa tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami kesulitan menghadapi fase-fase perkembangan selanjutnya. Pada fase itu remaja mengalami perubahan dalam sistem kerja hormon dalam tubuhnya dan hal ini memberi dampak baik pada bentuk fisik (terutama organ-organ seksual) dan psikis terutama emosi.
Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani di sekolah (pada umumnya masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah) tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang tidak positif, misalnya tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada dalam diri remaja bila berinteraksi dalam lingkungannya.
Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negatif  yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana remaja mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakan diri dengan lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar dan efektif.
Biehler membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun. Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun, yaitu :
a.       Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
b.      Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
c.       Kemarahan biasa terjadi
d.      Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri.
e.       Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
, yaitu :
a.       “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa
b.      Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
c.       Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka[2]

2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
a.       Perubahan jasmani atau fisik
Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber menyebabkan keadaan tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi prikis remaja. Tidak setiap remaja siap menerima perubahan yang dialami, karena tidak semuanya menguntungkan. Terutama perubahan tersebut mempengaruhi penampilannya. Hal ini menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja yang sering kali menimbulkan masalah dalam perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.
b.      Perubahan dalam hubungan orang tua
Orang tua yang mendidik anaknya yang sedang beranjak dewasa dengan cara apa yang dianggap baik oleh orang tua, misal cara yang otoriter, penerapan disiplin yang terlalu  kaku, terlalu mengekang dapat menimbulkan ketegangan antara orang tua dan anak, yang akan mempengaruhi perkembangan emosinya. Kemudian jika penerapan hukuman dilakukan dengan cara yang tidak bijak dapat menyebabkan ketegangan yang lebih berat sehingga dapat menimbulkan pemberontakan pula, karena pada dasarnya ada kecenderungan remaja untuk melepas diri dari orang tua.
c.       Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk gang yang biasanya pula memiliki tujuan yang positif untuk memenuhi minat bersama mereka, namun jika diteruskan pada masa remaja tengah atau remaja akhir para anggota mungkin membutuhkannya untuk melawan otoritas atau untuk melakukan yang tidak baik. Yang paling sering mendatangkan masalah adalah hubungan percintaan antar lawan jenis dikalangan remaja. Percintaan dikalangan remaja juga terkadang manimbulkan konflik dengan orang tua, karena ada kekhawatiran dari pihak orang tua kalau terjadi hal-hal yang diluar batas sehingga mereka melarang anaknya pacaran.


d.      Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
Menginjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk kehidupan dimasa mendatang. Hal ini sedikit banyak dapat menyebabkan kecemasan sendiri bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan dengan apa yang akan mereka lakukan setelah lulus.
e.       Perubahan atau penyesuaian dengan lingkungan baru
1)      Perubahan yang radikal menyebabkan perubahan terhadap pola kehidupannya.
2)      Adanya harapan sosial untuk perilaku yang lebih matang dan aspirasi yang tidak realistis.[3]
B.     Perkembangan Kepribadian pada Remaja
1.      Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini digunakan sehari-hari.Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma’nawiyah), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang kuat.
May berpendapat bahwa “Kepribadian adalah suatu aktualisasi dari proses hidup dalam seorang individu yang bebas, terintegrasi dalam masyarakat dan memiliki satu perasaan cemas dalam batin, yang berhubungan dengan religiusitas. Withington berpendapat “Kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang nampak pada orang lain. Kepribadian ini bukan hanya yang melekat dalam diri seseorang tetapi lebih merupakan hasil dari pada suatu pertumbuhan yang lama suatu kulturil.
Pengertian Kepribadian menurut May diatas dapat kami disimpulkan bahwa kepribadian itu adalah suatu  kebutuhan manusia yang tertinggi yang menyatu dalam masyarakat luas sehingga perasaan cemas ataupun gelisah dalam hatinya bisa saja muncul dikarenakan oleh situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan dan kemungkinan untuk mengembangkan bakat dan kariernya. Sedangkan menurut Withington bahwa kepribadian itu ialah kseluruhan tigkah laku yang ada pada diri seseorang yang disatukan melalui penituan terhadap orang lain sehingga kepribadian ini juga dianggap sebagai suatu pertumbuhan yang lama dalam kebudayaan.
2.      Proses Perkembangan Kepribadian
Dalam proses pembentukan kepribadian seorang remaja, hal yang paling mempengaruhi adalah sekolah. Pentingnya sekolah dalam memainkan peranan didiri siswa dapat dilihat dari realita sekolah sebagai tempat yang harus dihadiri setiap hari. Sekolah memberi pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa perkembangan konsep diri, anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah dari pada di rumah. Di samping itu sekolah memberi kesempatan siswa untuk meraih sukses serta memberi kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan kemampuannya secara realistik.
Proses perkembangan kepribadian pada remaja sangat banyak dipengaruhi pada masa-masa sekolah dimana ia berada dalam suatu lingkungan yang memberikannya suatu pembentukan jati dirinya seperti dia bergaul bersama teman-temannya, jika dia berteman dengan orang yang baik otomatis perilaku serta wataknya akan menjadi baik sedangkan apabila dia berteman dengan anak yang nakal tentunya dia akan menjadi anak yang nakal pula, maka dari itu sekolah dapat membentuk kepribadian terhadap seorang remaja, sekolah juga dapat membuat seseorang itu menjadi orang yang sukses dikarenakan sekolah itu adalah tempat untuk mencari ilmu  supaya menjadi pintar dan berakhalak yang mulia.
3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian
Andi Mappiare mengatakan bahwa kepribadian terbentuk dari tiga faktor, yaitu:
a.       Pembawaan (hereditas)
b.      Pertumbuhan fisik
c.       Kemampuan mental dan bakat khusus
d.      Lingkungan
1)                  Rumah
2)                  Sekolah
3)                  Teman sebaya
Terbentuknya kepribadian seseorang membutuhkan waktu yang panjang, berangsur-angsur dan continue dari bayi hingga mati. Pembentukan sekaligus pembinaan kepribadian individu haruslah terus menerus dibentuk dan dibina secara baik dan wajar menuju kepribadian yang ideal. Untuk mencapai kepribadian yang ideal diperlukan lingkungan yang kondusif dan menuntut adanya kesediaaan, keterbukaan individu terhadap gagasan pengalaman-pengalaman baru.[4]

C.    Perkembangan Moral pada Remaja
1.      Pengertian Moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata ‘mos’ dalam bahasa latin, yang bentuk jamaknya ‘mores’, yang artinya adalah tata cara atau adat istiadat . Moral juga diartikan sebagai aklak, budi pekerti, atau susila”.
Secara terminologis, terdapat berbagai pendapat tentang pengertian moral yang dilihat dari segi subtansi materilnya memang tidak nampak perbedaan, namun dalam bentuk formalnya berbeda. Widjaja, menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik atau buruknya suatu perbuatan. Al-Ghazali, mengemukakan bahwa akhlak padanan dari kata moral merupakan suatu watak yang melekat erat dalam diri manusia dan merupakan asal dari timbulnya suatu perbuatan tertentu dari diri manusia. Moral yaitu keputusan untuk melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan norma yang berlaku dan nilai yang dianutnya.[5]
2.      Tahapan Perkembangan Moral
a.       Kohlberg
            Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional.[6]
Berikut ini adalah tiga tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg :

1)      Tingkat Prekonvensional
Pada tingkat pertama ini, anak sangat tanggap terhadap norma-norma budaya, misalnya norma-norma baik atau buruk, salah atau benar, dan sebagainya. Anak akan mengaitkan norma-norma tersebut sesuai dengan akibat yang akan dihadapi atas tindakan yang dilakukan. Anak juga menilai norma-norma tersebut berdasarkan kekuatan fisik dari yang menerapkan norma-norma tersebut.
2)      Tingkat Konvensional
Pada tingkat perkembangan moral konvensional, memenuhi harapan keluarga, kelompok, masyarakat, maupun bangsanya merupakan suatu tindakan yang terpuji. Tindakan tersebut dilakukan tanpa harus mengaitkan dengan konsekuensi yang muncul, namun dibutuhkan sikap dan loyalitas yang sesuai dengan harapan-harapan pribadi dan tertib sosial yang berlaku.  Pada tingkat ini, usaha seseorang untuk memperoleh, mendukung, dan mengakui keabsahan tertib sosial sangat ditekankan, serta usaha aktif untuk menjalin hubungan positif antara diri dengan orang lain maupun dengan kelompok di sekitarnya.
3)      Tingkat Postkonvensional
Pada tingkat ketiga ini, terdapat usaha dalam diri anak untuk menentukan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang memiliki validitas yang diwujudkan tanpa harus mengaitkan dengan otoritas kelompok maupun individu dan terlepas dari hubungan seseorang dengan kelompok.[7]
b.      Piaget
Adapun menurut Piaget ia percaya bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Piaget membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral
a.       Bimbingan dalam mempelajari bagaimana membuat konsep khusus berlaku umum
Dengan percaya saja bahwa remaja telah mempelajari prinsip pokok tentang benar dan salah, orang tua dan guru jarang menekankan dalam usaha pembinaan remaja untuk melihat hubungan antara prinsip khusu yang dipelajari sebelumnya dengan prinsip umum yang penting untuk mengendalikan perilaku dalam kehidupan orang dewasa.[8]
b.      Disiplin yang diterapkan di rumah dan di sekolah
Karena orang tua dan guru mengasumsikan bahwa remaja mengetahui tentang apa yang benar, maka penekanan kedisiplinan hanya terletak pada pemberian hukuman pada perilaku salah yang dianggap sengaja dilakukan. Penjelasan mengenai alasan salah tidaknya suatu perilaku jarang ditekankan dan bahkan jarang memberi ganjaran bagi remaja yang berprilaku benar.[9]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perkembangan kepribadian remaja Secara bertahap, dimulai dengan menemukan identitas atau jati dirinya. Hal ini di pengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang untuk mengembangkan diri. Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Tindakan untuk menemukan identitas diri ini karena remja ingin diakui keberadaannya dalam lingkungannya, sehingga remaja melakukan berbagai cara untuk menunjukan eksistensinya.
Emosi yang paling sering dirasakan remaja adalah emosi marah, takut, cemas, kecewa dan cinta. Gangguan emosi yang dialami remaja dapat menjadi sumber tingkah laku nakal. Oleh karena itu  hal-hal yang menyebabkan emosi remaja terganggu perlu dihindari. Cara yang sangat penting untuk menghindari gangguan emosi pada remaja yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis. Yaitu kebutuhan makan, pakaian dan bergerak, kebutuhan mendapatkan status, kebutuhan untuk diakrabi, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk mandiri dan kebutuhan memiliki filsafat hidup.





B.     Saran
Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna.Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Kemudian mari kita banyak mempelajari semaksimal mungkin dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.



DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad, dkk. 2010. Psikilogi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan;Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan, Jakarta : Erlangga
Mahmud, 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV PUSTAKA SETIA
Slavin, R.E. 2006. Educational psychology theory and practice. United states of
amerika: john hopkins university.







[1] Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikilogi Remaja, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010) hlm. 9
[5]Dr. H. Mahmud, M.Si. Psikologi Pendidikan (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2010) hlm. 358
[6] Slavin, R.E. 2006. Educational psychology theory and practice. United states of amerika: john hopkins university.

[7] Dr. H. Mahmud, M.Si. psikologi pendidikan,……hlm. 359
[8]Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,  (Jakarta : Erlangga, 1980) hlm. 225
[9]Ibid, hlm. 225

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bersinarlah

Assalamualaikum sahabat sholihah semua, hari ini aku ingin menceritakan sekilas tentang kisah hidup yang mungkin diantara kita merasakan hal...