PENGARUH
PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA TERHADAP KEEFEKTIFAN BELAJAR SISWA DI KELAS XI SMA
MUHAMMADIYAH RENGAT
Laporan
Penelitian ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah:
Psikologi Remaja
Dosen Pengampu: Susiana, M.Pd.I.

Disusun Oleh:
1.
Erik
Ariswanda
2.
Fani
Aprila
3.
R.Yulizar
4.
Revi
Nuraini
5.
Vini
Alvionita
6.
Wawandi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MADINATUN NAJAH
RENGAT
2017
PENGARUH
PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA TERHADAP KEEFEKTIFAN BELAJAR SISWA DI KELAS XI SMA
MUHAMMADIYAH RENGAT
A. Kajian
Teori
1.
Pengertian
Perkembangan Sosial
Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan
seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan
unsur sosialisasi di masyarakat. Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial
merupakan kegiatan manusia sejak lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan
terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya yang menyangkut
norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya.
Abu Ahmadi, berpendapat bahwa perkembangan sosial telah dimulai sejak
manusia itu lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, atau anak
tersenyum saat disapa. Hal ini membuktikan adanya interaksi sosial antara anak
dan lingkungannya. Jadi, dapat diartikan bahwa perkembangan sosial akan
menekankan perhatiannya kepada pertumbuhan yang bersifat progresif. Seorang
individu yang lebih besar tidak bersifat statis dalam pergaulannya, karena
dirangsang oleh lingkungan sosial, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan kelompok
dimana ia sebagai salah satu anggota kelompoknya.[1]
2. Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Sosial Remaja
Ada tiga
faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial remaja, yaitu :
a. Pengaruh Orang Tua
Orang tua
sangat mempengaruhi perkembangan tingkah laku sosial remaja. Remaja telah
diperkenalkan tingkah laku-tingkah laku sosial, dan nilai-nilai bertingkah laku
yang dijunjung tinggi oleh orang tua. Disamping itu hubungan dengan orang tua
merupakan hubungan paling akrab dibandingkan dengan siapapun dalam kehidupan
remaja. Hubungan yang mendalam dan akrab besar pengaruhnya terhadap proses
sosialisasi remaja. Namun, karena remaja menjadi mandiri dan tidak mau lagi
bergaul, diatur serta dituntut patuh oleh orang tua dalam kehidupan sosial,
maka terjadi konflik antara orang tua dan remaja.
b. Pengaruh sekolah
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan resmi yang bertanggung jawab untuk memberikan
pendidikan kepada siapapun yang berhak. Oleh karena itu remaja banyak
menghabiskan waktunya di sekolah semenjak berumur 4 tahun. Dengan demikian,
sekolah mempengaruhi tingkah laku remaja khususnya tingkah laku sosial remaja.
Di sekolah seharusnya banyak dilakukan kegiatan kelompok untuk mengembangkan
tingkah laku sosial seperti kerjasama, saling membantu, saling menghormati dan
menghargai misalnya kelompok belajar, kelompok pengembangan bakat khusus
seperti kelompok menyanyi, menari, olahraga dan keterampilan khusus lainnya.
c. Pengaruh teman sebaya
Kelompok
teman sebaya memungkinkan remaja belajar keterampilan sosial, mengembangkan
minat yang sama dan saling membantu dalam mengatasi kesulitan dalam rangka
mencapai kemandirian. Teman sebaya dijadikan tempat memperoleh sokongan dan
penguatan, guna melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orang tua. Begitu
pentingnya peranan teman sebaya bagi perkembangan sosial remaja, maka apabila
terjadi penolakan dari kelompok teman sebaya dapat menghambat kemajuan dalam
hubungan sosial.[2]
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keefektifan belajar siswa
Berikut
akan dijelaskan faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa.
a. Pengaruh karakteristik siswa
Faktor
yang berasal dari dalam diri siswa merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
belajar. Dalam hal ini pengaruh karakteristik siswa baik secara internal maupun
eksternal. Faktor internal siswa meliputi dua aspek yakni aspek fisiologis yang
bersifat jasmaniah dan aspek psikologis yang bersifat rohaniah.
b. Pengaruh karakteristik guru
Kepribadian
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru
sebagai pembimbing sumber daya manusia. Di samping ia berperan sebagai
pembimbing dan pembantu, guru juga berperan sebagai panutan. Oleh karena itu, setiap
calon guru dan guru professional sangat diharapkan memahami bagaimana
karakteristik kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan para
siswanya.
c. Pengaruh interaksi dari metode
Dalam
setiap proses belajar mengajar di sekolah sekurang-kurangnya melibatkan empat
komponen pokok yaitu individu siswa, guru, ruang kelas dan kelompok siswa.
Semua komponen ini sudah barang tentu memiliki karakteristik sendiri-sendiri
yang unik dan berpengaruh terhadap jalannya proses belajar mengajar.
d. Pengaruh karakteristik kelompok
Karakteristik
kelompok yang perlu dipahami sebaik-baiknya oleh guru untuk dimanfaatkan dalam
mengatur pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar dan proses pembelajaran
siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok. Selain itu,
pembentukan kelompok khusus di luar kelompok kelas, seperti kelompok diskusi
dan kelompok belajar yang kompak dan harmonis juga amat berpengaruh terhadap
hasil proses belajar mengajar khususnya dalam hal penyelesaian tugas-tugas
bersama.
e. Pengaruh fasilitas fisik
Fasilitas
(kemudahan) fisik yang mempengaruhi jalannya proses belajar mengajar dan
hasil-hasil yang akan dicapai adalah, kemudahan fisik yang ada di sekolah,
seperti kondisi ruang belajar/kelas, bangku, papan tulis, laboratorium,
perpustakaan dan perangkat fisik lainnya yang berhubungan dengan kepentingan
proses belajar mengajar. Selain itu kemudahan fisik yang ada di rumah siswa
seperti ruang dan meja belajar, lampu, rak buku dan isinya, alat-alat tulis,
ventilasi, dan sebagainya.
f. Pengaruh mata pelajaran
Tingkat kesukaran, keluasan dan
kedalaman makna yang terkandung dalam bahan pelajaran akan turut mempengaruhi
sikap dan minat belajar para siswa selama mengikuti proses belajar mengajar.
Oleh sebab itu, setiap bahan pelajaran, seyogianya ditata sedemikian rupa
hingga memenuhi syarat psikologis-pedagogis.
g. Pengaruh lingkungan luar
Faktor
lingkungan luar (kondisi lingkungan) yang mendorong kelancaran atau kemacetan
proses belajar mengajar meliputi, lingkungan sekitar seperti keadaan lingkungan
gedung sekolah, kondisi masyarakat sekitar sekolah, situasi kultural sekitar
sekolah, juga sistem pendidikan dan organisasi serta administrasi sekolah.
Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar rumah siswa, seperti
tetangga, fasilitas/sarana umum, strata sosial masyarakat, situasi kultural,
dan sebagainya.
B.
Gambaran
Umum SMA MUHAMMADIYAH RENGAT
Nama
Sekolah : SMA Muhammadiyah Rengat
Alamat : Jl.Let.Jend.R.Suprapto No.81
No
Telephon : (0769) 22572
Nama
Kepala Sekolah : Dra. Lasmiati
Visi :
Menyiapkan siswa yang memiliki IPTEK / IMTAQ dan berwawasan kedepan untuk
menuju kesejahteraan di dunia dan akhirat
Misi :
1. Membekali
tamatan SMA Muhammadiyah Rengat, menguasai IPTEK dan IMTAQ
2. Membentuk
siswa untuk berjiwa wirausaha
3. Menumbuh
kembangkan semangat disiplin dan bersaing untuk meningkatkan mutu dan prestasi
4. Melaksanakan
pembinaan mental rohani yang berkelanjutan
SMA
Muhammadiyah berdiri pada tahun 1987, sekarang SMA Muhammadiyah dipimpin oleh
kepala seklolah yang bernama Dra.Lasmiati. Jumlah siswa pada tahun 2016/2017 ini sebanyak 30
orang, dimana kelas X berjumlah 6 orang, kelas XI berjumlah 12 dan kelas XII
berjumlah 12 orang. Sedangkan Guru berjumlah 15 orang. Sarana dan Prasarana di
SMA Muhammadiyah terdiri atas kantor berjumlah 2 ruangan, Ruang kelas berjumlah
5 ruangan, perpustakaan berjumlah 1, labor computer berjumlah.
C.
Pengaruh
Perkembangan Sosial Remaja Terhadap Keefektifan Belajar Siswa
1. Hubungan
Guru dan Siswa
Dari penelitian yang telah kami lakukan
di SMA Muhammadiyah Rengat, kami melihat kehangatan hubungan yang terjalin
antara guru dan siswa. Dimana guru bersikap sangat perhatian kepada semua
muridnya tanpa memandang latar belakang dari siswa tersebut. Adapun hasil
wawancara kami dengan Guru BK SMA Muhammadiyah mengenai hubungan Guru dan Siswa
sebagai berikut:
“Hubungan guru dan siswa disini terjalin sangat
baik, kami tidak ada membeda-bedakan antara yang kaya dan yang miskin ataupun
yang pintar dan yang bodoh. Kami merangkul mereka semua dengan penuh kasih sayang,
layaknya seorang anak kandung kami. Mereka
selalu bersikap terbuka kepada kami. Tak jarang banyak diantara mereka
yang selalu curhat tentang masalah
keluarga, entah itu masalah ekonomi ataupun masalah lainnya. Kami menampung semua
masalah mereka, dan sebisa mungkin kami berikan solusi untuk masalah mereka
tersebut. Jika salah satu siswa kami ada yang tidak datang lebih dari 2 hari , kami
dan teman-temannya akan datang kerumahnya menanyakan kenapa dia tidak datang
kesekolah entah itu sakit ataupun lainnya”[3]
Kemudian
di hari yang sama kami melakukan wawancara kepada seorang siswi yang bernama
Nelli kelas IX tentang bagaimana sikap guru kepada mereka:
“Guru
disini sangat baik, mereka sangat peduli kepada kami semua, mereka tidak pernah
pilih kasih. Marah mereka kepada kami bertanda jika mereka sayang kepada kami.
Maklum saja kebanyakan dari kami memang berasal dari sekolah pindahan. Dimana
kami dipindahkan karena berbagai masalah, entah itu kami sering bolos ataupun
sering berkelahi dengan teman. Tetapi walaupun begitu,ketika kami sekolah di
sini kami mengalami sebuah perubahan. Sikap guru yang care dan sabar pada kami
membuat kami merasa nyaman dan ingin menjadi yang lebih baik lagi. Apalagi guru
kami selalu menasehati kami agar serius belajar mengingat kami banyak yang
terlahir dari keluarga kurang mampu”[4]
2. Hubungan
Antar Siswa
Selain
hubungan guru dan siswa yang begitu hangat,hubungan antar siswapun terjalin
sangat baik. Keadaan jumlah siswa yang sedikit membuat rasa kekeluargaan mereka
semakin erat. Tidak ada perselisihan ataupun persaingan yang terjadi di kelas.
Mereka berupaya untuk saling merangkul satu sama lain. Tidak ada kami jumpai
kelompok-kelompok atau geng-geng di kelas itu . Mereka berteman dengan semua
siswa tanpa memandang yang bodoh dan yang pintar dan antara yang kaya dan yang
bodoh.
Kamipun
berhasil mewawancarai seorang siswa bernama Yoga di kelas IX:
“Kami
semua berteman, kami tidak ada rasa ingin menjatuhkan. Kami bersaing dengan
cara sehat, tidak ada perselisihan dan permusuhan yang terjadi diantara kami.
Kami saling mendukung tak peduli latar belakang kami. Bagi kami, kami yang
berada dikelas ini semuanya merupakan keluarga kami. Kami akan selalu membantu
teman kami yang mengalami kesusahan. Walaupun dulunya kami nakal, tapi disini kami
bertekad berjuang bersama untuk menjadi yang lebih baik lagi”[5]
Kamipun
meneruskan wawancara pada anak yang dianggap paling pintar dikelas itu,namanya Neli:
“Kami
tidak pernah berkelahi ataupun bermusuhan dikelas ini. Jika bersaing untuk
mendapatkan juara dikelas, saya rasa itu hal yang wajar. Tetapi kami tidak terlalu
memfokuskan pada hal itu, yang terpenting kami bisa belajar dengan baik dan
bisa saling membantu. Jika ada teman yang kesulitan mengerjakan tugas, sebisa
mungkin saya membantunya walaupun dia tidak memintanya. Kamipun selalu saling
mengingatkan jika diantara kami ada yang mulai tidak serius dalam belajar.”[6]
3. Pengaruh
Perkembangan Sosial Remaja terhadap Hasil Belajar Siswa
Setelah
kami mewawancarai beberapa guru dan siswa serta kami melihat langsung data
tentang prestasi siswa di SMA Muhammadiyah Rengat, kami berkesimpulan bahwa apa
yang telah dilakukan oleh guru kepada siswa dengan memberikan perhatian dan
dukungan baik itu moral maupun material kami melihat adanya sebuah peningkatan
yang terjadi pada siswa/i disana. Dimana hasil belajar siswa yang dulunya
kurang memuaskan ataupun yang dulunya dia merupakan anak yang nakal disini
mereka mendapatkan prestasi yang bagus. Banyak kami lihat dari data tersebut,
siswa/I mendapatkan juara dari hasil mereka mengikuti olimpiade baik itu diluar
daerah maupun didaerah mereka sendiri.
Kamipun
sempat mewawancarai guru WAKA di sana:
“Walapun
peserta didik disini jumlahnya sedikit dan berasal dari siswa pindahan dari
sekolah lain yang mana dulunya mereka sangat nakal. Tetapi disini kami berusaha
mendidik mereka dengan penuh kesabaran dan bersikap toleransi terhadap mereka.
Sehingga dengan itu mereka merasa tidak terbebani. Dan perlahan tapi pasti kami
mencoba melakukan perubahan kepada mereka, dengan cara selalu memotivasi dan
memberikan nasehat yang membangun agar mereka menjadi siswa yang berprestasi
tidak hanya dikelas tapi juga di lingkungan luar. Alhamdulillah dengan itu
banyak siswa/i kami yang telah berhasil mengikuti olimpiade baik itu antar
sekolah maupun antar provinsi”[7]
D.
Saran
Penelitian Untuk Perkembangan Sosial Remaja
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan kami
tidak mendapatkan masalah yang begitu berat untuk diselesaikan. Bagi kami
perkembangan sosial di sekolah ini sudah cukup baik. Ditambah lagi dengan
eratnya hubungan yang terjalin diantara guru dan siswa maupun siswa dan siswa
lainnya. Saran kami hanya satu, semoga hubungan yang terjalin dengan baik ini
bisa dipertahankan kedepannya. Agar apa yang diharapkan oleh guru dan siswa
bisa tercapai. Dan semoga guru mampu membimbing siswa yang dulunya nakal
menjadi lebih baik lagi dan bisa mencapai perubahan yang diinginkan oleh orang
tua mereka.
E.
Teknik
Pengumpulan Data yang Digunakan
1. Observasi
Nasution, dalam Sugiyono menyatakan
bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat
yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan
elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi
dengan jelas.
Spradley, dalam Sugiono observasi
berpartisipasi menjadi empat, yaitu observasi partisipasi yang pasif (pasive
participation), observasi partisipasi yang moderat (moderate
participation), observasi partisipasi yang aktif (active participation)
dan observasi partisipasi yang lengkap (complete participation).
2. Wawancara
Esterberg, dalam Sugiyono
mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu. Esterberg, Sugiyono mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu
wawancara testruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi
apa yang akan diperoleh sehingga peneliti menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan), wawancara
semiterstruktur (pelaksanan wawancara lebih bebas, dan bertujuan untuk
menemukan pemasalahan secara lebih terbuka dimana responden dimintai pendapat
dan ide-idenya), dan wawancara tidak terstuktur (merupakan wawancara
yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya).
3. Dokumentasi
Sugiyono mengemukakan pendapatnya
mengenai dokumen, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.[8]
INSTRUMEN WAWANCARA
NO
|
PERTANYAAN
GURU
|
JAWABAN
|
|
1
|
Tahun berapakah berdirinya SMA
Muhammadiyah?
|
Sekolah ini berdiri pada tahun 1987.
|
|
2
|
Apa saja kendala yang ibu alami selama
mengajar disini?
|
Jika ditanya kendala,setiap sekolah
pasti mempunyai kendala dalam menjalankan proses belajar mengajar. Tetapi
Alhamdulillah selama saya mengajar disini tidak ada kendala yang begitu
berarti,karena kami disini selalu bersifat kekeluargaan. Setiap masalah yang
timbul kami selalu berusaha menyingkapinya dengan baik, dimana kami sesama
guru akan selalu bekerjasama dalam menyelesaikan apapun itu yang berkaitan
dengan anak didik kami. Sikap peduli yang begitu hangat diantara guru membuat
semua permasalahan menjadi mudah untuk kami selesaikan. Mungkin kalau ditanya
soal kendala, yang menjadi perhatian kami adalah sedikitnya jumlah siswa
disini. Sehingga suasana keramaian seperti disekolah lainnya tidak dapat kami
rasakan.
|
|
3
|
Bagaimana hubungan yang terjalin antara guru dengan siswa?
|
Hubungan yang terjalin antara guru dan
siswa sangat baik, dimana kami sangat peduli kepada semua siswa kami. Tanpa
membedakan latar belakangnya,baik dia anak yang pintar ataupun tidak. Baik
yang kaya maupun yang miskin. Semua bagi kami sama,karena semuanya merupakan
anak didik yang harus kami rangkul untuk menjalani proses pembelajaran demi
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Misalnya ,jika ada seorang siswa
kami yang tidak datang kesekolah
selama 2 hari,kami dan guru yang lainnya akan menjenguk kerumahnya dan
menanyakan apa penyebab dia tidak masuk kesekolah.
|
|
4
|
Apa saja masalah yang sering dihadapi
siswa ?
|
Masalah yang sering dihadapi siswa
yaitu masalah ekonomi, dimana siswa sering terlambat dalam membayar uang SPP.
Tetapi kami disini memberikan toleransi kepada mereka, mereka tidak harus
membayar uang SPP nya tepat pada tanggal yang ditetapkan. Mereka bisa
mengangsur uang tersebut. Kendala yang lainnya seperti jarak yang jauh antara
rumah siswa dan sekolah,sehingga tak jarang siswa terlambat datang kesekolah.
Lagi-lagi seolah kami sudah bisa memaklumi semua itu. dan kami tidak
mempermasalahkannya, hanya saja kami akan menegurnya.
|
|
5
|
Bagaimana upaya guru terhadap
permasalahan siswa?
|
Jika dikatakan upaya untuk mengatasi masalah
siswa, mungkin disini kurang adanya permasalahan karena siswa disini jumlahnya sedikit sehinga kami
bisa mengontrol dan memantau aktifitas mereka selama di dalam sekolah. Jika
pun ada permasalahan mungkin upaya kami terlebih dahulu adalah melakukan
pendekatan kepada siswa tersebut, menanyakan apa masalahnya kemudian baru
mencari solusi terhadap permasalahannya.
|
|
6
|
Apa saja keluhan orang tua terhadap
sekolah SMA Muhammadiyah?
|
Kalau bicara keluhan, kami rasa semua
orang tua dari peserta didik tidak mengalami keluhan, justru dengan anak-anak
mereka sekolah disini mereka merasa terbantu, contohnya saja terdapat anak
mereka yang nakal dan siswa pindahan setelah masuk di SMA ini anak mereka
bisa berubah menjadi lebih baik dan banyak dari anak mereka yang berhasil
setelah tamat dari sini.
|
|
NO
|
PERTANYAAN
SISWA
|
JAWABAN
|
|
1
|
Bagaimana hubungan kalian didalam
kelas dan apakah ada perselisihan?
|
Hubungan kami di dalam kelas terjalin
scukup baik, karena dengan jumlah siswa yang terbatas ini membuat hubungan
kekeluaargaan kami sangat erat, dimana kami akan selalu membantu antara satu
dan lainnya.
|
|
2
|
Apakah guru ada bersifat pilih kasih
atau diskriminatif?
|
Kami merasa tidak ada guru yang diskriminatif
terhadap kami, karena semua guru memandang kami sama rata tidak ada
membedakan diantara kami, mereka akan selalu merangkul kami dengan penuh
perhatian agar kami mencapai perubahan yang lebih baik lagi.
|
|
3
|
Apakah ada hubungan antara
ketidakaktifan kamu hadir ke sekolah dengan pergaulan kamu diluar sekolah?
|
Mungkin ada, karena saya sering
keluyuran malam bersama teman-teman yang umurnya lebih tua dari saya dimana
mereka tidak bersekolah sehingga saya sering telat bangun untuk ke sekolah.
|
|
4
|
Jika kamu tidak menyukai seorang guru
yang mengajar apakah kamu juga tidak menyukai mapel yang dia ampu?
|
Tidak , karena ketika saya tidak
menyukai guru tersebut bukan berarti saya juga tidak menyukai mapel yang dia
ampu, karena bagi saya sebuah pengetahuan itu sangat penting tak peduli
siapapun yang menyampaikan materi tersebut.
|
|
5
|
Apa yang menyebabkan kamu malas
megikuti proses pembelajaran?
|
Alasan saya malas dalam mengikuti
pembelajaran itu dikarenakan metode yang digunakan guru dalam mengajar itu
sering membosankan, misalnya saja materi matematika ketika guru tidak sesuai
tak jarang kamipun sulit memahami materi tersebut walaupun sudah berkali-kali
diulang oleh guru tersebut, karena adanya ketidaksesuaian antara materi
dengan metode yang dipakai, sehingga kami pun merasa bosan untuk mengikuti
pembelajaran tersebut dan secepat mungkin kami ingin keluar dari kelas.
|
|
FOTO PENELITIAN

Foto bersama dengan siswa XI

Foto saat wawancara di SMAS Muhammadiyah Rengat

Foto saat sedang wawancara dengan salah satu siswa

Foto saat wawancara di kelas X

Foto saat wawancara kelas X

Kondisi WC sekolah SMAS Muhammadiyah Rengat

Foto saat wawancara dengan WAKA Kesiswaan dan Guru BK

Foto saat wawancara dengan WAKA Kesiswaan dan Guru BK
[3]
Hasil wawancara dengan ibu Tutik Sriati S.E Guru WAKA, Kamis 20 April
2017 Pukul 10.30 WIB.
[4] Hasil wawancara dengan Neli
siswi kelas 11, Kamis 20 April 2017 Pukul 10.00 WIB.
[5] Hasil wawancara dengan Yoga
siswa kelas 11, Kamis 20 April 2017 Pukul 10.25 WIB.
[6]Hasil wawancara dengan Neli siswi
kelas 11, Kamis 20 April 2017 Pukul 10.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar