Minggu, 20 Agustus 2017

PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA TERHADAP KEEFEKTIFAN BELAJAR SISWA DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH RENGAT



PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA TERHADAP KEEFEKTIFAN BELAJAR SISWA DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH RENGAT
Laporan Penelitian ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah:
Psikologi Remaja
Dosen Pengampu: Susiana, M.Pd.I.

Disusun Oleh:

1.      Erik Ariswanda
2.      Fani Aprila
3.      R.Yulizar
4.      Revi Nuraini
5.      Vini Alvionita
6.      Wawandi



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MADINATUN NAJAH
RENGAT
2017


PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA TERHADAP KEEFEKTIFAN BELAJAR SISWA DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH RENGAT
   A.    Kajian Teori
1.      Pengertian Perkembangan Sosial
Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat. Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia sejak lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya.
Abu Ahmadi, berpendapat bahwa perkembangan sosial telah dimulai sejak manusia itu lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, atau anak tersenyum saat disapa. Hal ini membuktikan adanya interaksi sosial antara anak dan lingkungannya. Jadi, dapat diartikan bahwa perkembangan sosial akan menekankan perhatiannya kepada pertumbuhan yang bersifat progresif. Seorang individu yang lebih besar tidak bersifat statis dalam pergaulannya, karena dirangsang oleh lingkungan sosial, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan kelompok dimana ia sebagai salah satu anggota kelompoknya.[1]
2.      Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Remaja
Ada tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial remaja, yaitu :
a.       Pengaruh Orang Tua
Orang tua sangat mempengaruhi perkembangan tingkah laku sosial remaja. Remaja telah diperkenalkan tingkah laku-tingkah laku sosial, dan nilai-nilai bertingkah laku yang dijunjung tinggi oleh orang tua. Disamping itu hubungan dengan orang tua merupakan hubungan paling akrab dibandingkan dengan siapapun dalam kehidupan remaja. Hubungan yang mendalam dan akrab besar pengaruhnya terhadap proses sosialisasi remaja. Namun, karena remaja menjadi mandiri dan tidak mau lagi bergaul, diatur serta dituntut patuh oleh orang tua dalam kehidupan sosial, maka terjadi konflik antara orang tua dan remaja.
b.      Pengaruh sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan resmi yang bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan kepada siapapun yang berhak. Oleh karena itu remaja banyak menghabiskan waktunya di sekolah semenjak berumur 4 tahun. Dengan demikian, sekolah mempengaruhi tingkah laku remaja khususnya tingkah laku sosial remaja. Di sekolah seharusnya banyak dilakukan kegiatan kelompok untuk mengembangkan tingkah laku sosial seperti kerjasama, saling membantu, saling menghormati dan menghargai misalnya kelompok belajar, kelompok pengembangan bakat khusus seperti kelompok menyanyi, menari, olahraga dan keterampilan khusus lainnya.
c.       Pengaruh teman sebaya
Kelompok teman sebaya memungkinkan remaja belajar keterampilan sosial, mengembangkan minat yang sama dan saling membantu dalam mengatasi kesulitan dalam rangka mencapai kemandirian. Teman sebaya dijadikan tempat memperoleh sokongan dan penguatan, guna melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orang tua. Begitu pentingnya peranan teman sebaya bagi perkembangan sosial remaja, maka apabila terjadi penolakan dari kelompok teman sebaya dapat menghambat kemajuan dalam hubungan sosial.[2]
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan belajar siswa
Berikut akan dijelaskan faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa.
a.       Pengaruh karakteristik siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa merupakan faktor yang dapat mempengaruhi belajar. Dalam hal ini pengaruh karakteristik siswa baik secara internal maupun eksternal. Faktor internal siswa meliputi dua aspek yakni aspek fisiologis yang bersifat jasmaniah dan aspek psikologis yang bersifat rohaniah.
b.      Pengaruh karakteristik guru
Kepribadian merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pembimbing sumber daya manusia. Di samping ia berperan sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga berperan sebagai panutan. Oleh karena itu, setiap calon guru dan guru professional sangat diharapkan memahami bagaimana karakteristik kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan para siswanya.
c.       Pengaruh interaksi dari metode
Dalam setiap proses belajar mengajar di sekolah sekurang-kurangnya melibatkan empat komponen pokok yaitu individu siswa, guru, ruang kelas dan kelompok siswa. Semua komponen ini sudah barang tentu memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang unik dan berpengaruh terhadap jalannya proses belajar mengajar.
d.      Pengaruh karakteristik kelompok
Karakteristik kelompok yang perlu dipahami sebaik-baiknya oleh guru untuk dimanfaatkan dalam mengatur pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar dan proses pembelajaran siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok. Selain itu, pembentukan kelompok khusus di luar kelompok kelas, seperti kelompok diskusi dan kelompok belajar yang kompak dan harmonis juga amat berpengaruh terhadap hasil proses belajar mengajar khususnya dalam hal penyelesaian tugas-tugas bersama.
e.       Pengaruh fasilitas fisik
Fasilitas (kemudahan) fisik yang mempengaruhi jalannya proses belajar mengajar dan hasil-hasil yang akan dicapai adalah, kemudahan fisik yang ada di sekolah, seperti kondisi ruang belajar/kelas, bangku, papan tulis, laboratorium, perpustakaan dan perangkat fisik lainnya yang berhubungan dengan kepentingan proses belajar mengajar. Selain itu kemudahan fisik yang ada di rumah siswa seperti ruang dan meja belajar, lampu, rak buku dan isinya, alat-alat tulis, ventilasi, dan sebagainya.
f.       Pengaruh mata pelajaran
Tingkat kesukaran, keluasan dan kedalaman makna yang terkandung dalam bahan pelajaran akan turut mempengaruhi sikap dan minat belajar para siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, setiap bahan pelajaran, seyogianya ditata sedemikian rupa hingga memenuhi syarat psikologis-pedagogis.
g.      Pengaruh lingkungan luar
Faktor lingkungan luar (kondisi lingkungan) yang mendorong kelancaran atau kemacetan proses belajar mengajar meliputi, lingkungan sekitar seperti keadaan lingkungan gedung sekolah, kondisi masyarakat sekitar sekolah, situasi kultural sekitar sekolah, juga sistem pendidikan dan organisasi serta administrasi sekolah. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar rumah siswa, seperti tetangga, fasilitas/sarana umum, strata sosial masyarakat, situasi kultural, dan sebagainya.

   B.     Gambaran Umum SMA MUHAMMADIYAH RENGAT
Nama Sekolah                         : SMA Muhammadiyah Rengat
Alamat                                     : Jl.Let.Jend.R.Suprapto No.81
No Telephon                            : (0769) 22572
Nama Kepala Sekolah             : Dra. Lasmiati
Visi                                          : Menyiapkan siswa yang memiliki IPTEK / IMTAQ dan berwawasan                                                      kedepan untuk menuju kesejahteraan di dunia dan akhirat
Misi                                         :
1. Membekali tamatan SMA Muhammadiyah Rengat, menguasai IPTEK dan IMTAQ
2.      Membentuk siswa untuk berjiwa wirausaha
3.  Menumbuh kembangkan semangat disiplin dan bersaing untuk meningkatkan mutu dan prestasi
4.      Melaksanakan pembinaan mental rohani yang berkelanjutan
            SMA Muhammadiyah berdiri pada tahun 1987, sekarang SMA Muhammadiyah dipimpin oleh kepala seklolah yang bernama Dra.Lasmiati. Jumlah  siswa pada tahun 2016/2017 ini sebanyak 30 orang, dimana kelas X berjumlah 6 orang, kelas XI berjumlah 12 dan kelas XII berjumlah 12 orang. Sedangkan Guru berjumlah 15 orang. Sarana dan Prasarana di SMA Muhammadiyah terdiri atas kantor berjumlah 2 ruangan, Ruang kelas berjumlah 5 ruangan, perpustakaan berjumlah 1, labor computer berjumlah.
   C.    Pengaruh Perkembangan Sosial Remaja Terhadap Keefektifan Belajar Siswa
1.      Hubungan Guru dan Siswa
Dari penelitian yang telah kami lakukan di SMA Muhammadiyah Rengat, kami melihat kehangatan hubungan yang terjalin antara guru dan siswa. Dimana guru bersikap sangat perhatian kepada semua muridnya tanpa memandang latar belakang dari siswa tersebut. Adapun hasil wawancara kami dengan Guru BK SMA Muhammadiyah mengenai hubungan Guru dan Siswa sebagai berikut:
“Hubungan guru dan siswa disini terjalin sangat baik, kami tidak ada membeda-bedakan antara yang kaya dan yang miskin ataupun yang pintar dan yang bodoh. Kami merangkul mereka semua dengan penuh kasih sayang, layaknya seorang anak kandung kami. Mereka  selalu bersikap terbuka kepada kami. Tak jarang banyak diantara mereka yang selalu curhat tentang  masalah keluarga, entah itu masalah ekonomi ataupun masalah lainnya. Kami menampung semua masalah mereka, dan sebisa mungkin kami berikan solusi untuk masalah mereka tersebut. Jika salah satu siswa kami ada yang tidak datang lebih dari 2 hari , kami dan teman-temannya akan datang kerumahnya menanyakan kenapa dia tidak datang kesekolah entah itu sakit ataupun lainnya”[3]

Kemudian di hari yang sama kami melakukan wawancara kepada seorang siswi yang bernama Nelli kelas IX tentang bagaimana sikap guru kepada mereka:
“Guru disini sangat baik, mereka sangat peduli kepada kami semua, mereka tidak pernah pilih kasih. Marah mereka kepada kami bertanda jika mereka sayang kepada kami. Maklum saja kebanyakan dari kami memang berasal dari sekolah pindahan. Dimana kami dipindahkan karena berbagai masalah, entah itu kami sering bolos ataupun sering berkelahi dengan teman. Tetapi walaupun begitu,ketika kami sekolah di sini kami mengalami sebuah perubahan. Sikap guru yang care dan sabar pada kami membuat kami merasa nyaman dan ingin menjadi yang lebih baik lagi. Apalagi guru kami selalu menasehati kami agar serius belajar mengingat kami banyak yang terlahir dari keluarga kurang mampu”[4]

2.      Hubungan Antar Siswa
Selain hubungan guru dan siswa yang begitu hangat,hubungan antar siswapun terjalin sangat baik. Keadaan jumlah siswa yang sedikit membuat rasa kekeluargaan mereka semakin erat. Tidak ada perselisihan ataupun persaingan yang terjadi di kelas. Mereka berupaya untuk saling merangkul satu sama lain. Tidak ada kami jumpai kelompok-kelompok atau geng-geng di kelas itu . Mereka berteman dengan semua siswa tanpa memandang yang bodoh dan yang pintar dan antara yang kaya dan yang bodoh.
Kamipun berhasil mewawancarai seorang siswa bernama Yoga di kelas IX:
“Kami semua berteman, kami tidak ada rasa ingin menjatuhkan. Kami bersaing dengan cara sehat, tidak ada perselisihan dan permusuhan yang terjadi diantara kami. Kami saling mendukung tak peduli latar belakang kami. Bagi kami, kami yang berada dikelas ini semuanya merupakan keluarga kami. Kami akan selalu membantu teman kami yang mengalami kesusahan. Walaupun dulunya kami nakal, tapi disini kami bertekad berjuang bersama untuk menjadi yang lebih baik lagi”[5]

Kamipun meneruskan wawancara pada anak yang dianggap paling pintar dikelas itu,namanya Neli:
“Kami tidak pernah berkelahi ataupun bermusuhan dikelas ini. Jika bersaing untuk mendapatkan juara dikelas, saya rasa itu hal yang wajar. Tetapi kami tidak terlalu memfokuskan pada hal itu, yang terpenting kami bisa belajar dengan baik dan bisa saling membantu. Jika ada teman yang kesulitan mengerjakan tugas, sebisa mungkin saya membantunya walaupun dia tidak memintanya. Kamipun selalu saling mengingatkan jika diantara kami ada yang mulai tidak serius dalam belajar.”[6]

3.      Pengaruh Perkembangan Sosial Remaja terhadap Hasil Belajar Siswa
Setelah kami mewawancarai beberapa guru dan siswa serta kami melihat langsung data tentang prestasi siswa di SMA Muhammadiyah Rengat, kami berkesimpulan bahwa apa yang telah dilakukan oleh guru kepada siswa dengan memberikan perhatian dan dukungan baik itu moral maupun material kami melihat adanya sebuah peningkatan yang terjadi pada siswa/i disana. Dimana hasil belajar siswa yang dulunya kurang memuaskan ataupun yang dulunya dia merupakan anak yang nakal disini mereka mendapatkan prestasi yang bagus. Banyak kami lihat dari data tersebut, siswa/I mendapatkan juara dari hasil mereka mengikuti olimpiade baik itu diluar daerah maupun didaerah mereka sendiri.

Kamipun sempat mewawancarai guru WAKA di sana:
“Walapun peserta didik disini jumlahnya sedikit dan berasal dari siswa pindahan dari sekolah lain yang mana dulunya mereka sangat nakal. Tetapi disini kami berusaha mendidik mereka dengan penuh kesabaran dan bersikap toleransi terhadap mereka. Sehingga dengan itu mereka merasa tidak terbebani. Dan perlahan tapi pasti kami mencoba melakukan perubahan kepada mereka, dengan cara selalu memotivasi dan memberikan nasehat yang membangun agar mereka menjadi siswa yang berprestasi tidak hanya dikelas tapi juga di lingkungan luar. Alhamdulillah dengan itu banyak siswa/i kami yang telah berhasil mengikuti olimpiade baik itu antar sekolah maupun antar provinsi”[7]

   D.    Saran Penelitian Untuk Perkembangan Sosial Remaja
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan kami tidak mendapatkan masalah yang begitu berat untuk diselesaikan. Bagi kami perkembangan sosial di sekolah ini sudah cukup baik. Ditambah lagi dengan eratnya hubungan yang terjalin diantara guru dan siswa maupun siswa dan siswa lainnya. Saran kami hanya satu, semoga hubungan yang terjalin dengan baik ini bisa dipertahankan kedepannya. Agar apa yang diharapkan oleh guru dan siswa bisa tercapai. Dan semoga guru mampu membimbing siswa yang dulunya nakal menjadi lebih baik lagi dan bisa mencapai perubahan yang diinginkan oleh orang tua mereka.
  
   E.     Teknik Pengumpulan Data yang Digunakan
1.      Observasi
Nasution, dalam Sugiyono menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Spradley, dalam Sugiono observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu observasi partisipasi yang pasif (pasive participation), observasi partisipasi yang moderat (moderate participation), observasi partisipasi yang aktif (active participation) dan observasi partisipasi yang lengkap (complete participation). 
2.      Wawancara
Esterberg, dalam Sugiyono mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Esterberg, Sugiyono mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara testruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh sehingga peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan), wawancara semiterstruktur (pelaksanan wawancara lebih bebas, dan bertujuan untuk menemukan pemasalahan secara lebih terbuka dimana responden dimintai pendapat dan ide-idenya), dan wawancara tidak terstuktur (merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya).
3.      Dokumentasi
Sugiyono mengemukakan pendapatnya mengenai dokumen, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.[8]



INSTRUMEN WAWANCARA
NO
PERTANYAAN GURU
JAWABAN
1
Tahun berapakah berdirinya SMA Muhammadiyah?
Sekolah ini berdiri pada tahun 1987.
2
Apa saja kendala yang ibu alami selama mengajar disini?
Jika ditanya kendala,setiap sekolah pasti mempunyai kendala dalam menjalankan proses belajar mengajar. Tetapi Alhamdulillah selama saya mengajar disini tidak ada kendala yang begitu berarti,karena kami disini selalu bersifat kekeluargaan. Setiap masalah yang timbul kami selalu berusaha menyingkapinya dengan baik, dimana kami sesama guru akan selalu bekerjasama dalam menyelesaikan apapun itu yang berkaitan dengan anak didik kami. Sikap peduli yang begitu hangat diantara guru membuat semua permasalahan menjadi mudah untuk kami selesaikan. Mungkin kalau ditanya soal kendala, yang menjadi perhatian kami adalah sedikitnya jumlah siswa disini. Sehingga suasana keramaian seperti disekolah lainnya tidak dapat kami rasakan.
3
Bagaimana hubungan  yang terjalin antara guru dengan siswa?
Hubungan yang terjalin antara guru dan siswa sangat baik, dimana kami sangat peduli kepada semua siswa kami. Tanpa membedakan latar belakangnya,baik dia anak yang pintar ataupun tidak. Baik yang kaya maupun yang miskin. Semua bagi kami sama,karena semuanya merupakan anak didik yang harus kami rangkul untuk menjalani proses pembelajaran demi mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Misalnya ,jika ada seorang siswa kami yang tidak datang  kesekolah selama 2 hari,kami dan guru yang lainnya akan menjenguk kerumahnya dan menanyakan apa penyebab dia tidak masuk kesekolah.
4
Apa saja masalah yang sering dihadapi siswa ?
Masalah yang sering dihadapi siswa yaitu masalah ekonomi, dimana siswa sering terlambat dalam membayar uang SPP. Tetapi kami disini memberikan toleransi kepada mereka, mereka tidak harus membayar uang SPP nya tepat pada tanggal yang ditetapkan. Mereka bisa mengangsur uang tersebut. Kendala yang lainnya seperti jarak yang jauh antara rumah siswa dan sekolah,sehingga tak jarang siswa terlambat datang kesekolah. Lagi-lagi seolah kami sudah bisa memaklumi semua itu. dan kami tidak mempermasalahkannya, hanya saja kami akan menegurnya.
5
Bagaimana upaya guru terhadap permasalahan siswa?
 Jika dikatakan upaya untuk mengatasi masalah siswa, mungkin disini kurang adanya permasalahan karena  siswa disini jumlahnya sedikit sehinga kami bisa mengontrol dan memantau aktifitas mereka selama di dalam sekolah. Jika pun ada permasalahan mungkin upaya kami terlebih dahulu adalah melakukan pendekatan kepada siswa tersebut, menanyakan apa masalahnya kemudian baru mencari solusi terhadap permasalahannya.
6
Apa saja keluhan orang tua terhadap sekolah SMA Muhammadiyah?
Kalau bicara keluhan, kami rasa semua orang tua dari peserta didik tidak mengalami keluhan, justru dengan anak-anak mereka sekolah disini mereka merasa terbantu, contohnya saja terdapat anak mereka yang nakal dan siswa pindahan setelah masuk di SMA ini anak mereka bisa berubah menjadi lebih baik dan banyak dari anak mereka yang berhasil setelah tamat dari sini.
NO
PERTANYAAN SISWA
JAWABAN
1
Bagaimana hubungan kalian didalam kelas dan apakah ada perselisihan?
Hubungan kami di dalam kelas terjalin scukup baik, karena dengan jumlah siswa yang terbatas ini membuat hubungan kekeluaargaan kami sangat erat, dimana kami akan selalu membantu antara satu dan lainnya.
2
Apakah guru ada bersifat pilih kasih atau diskriminatif?
Kami merasa tidak ada guru yang diskriminatif terhadap kami, karena semua guru memandang kami sama rata tidak ada membedakan diantara kami, mereka akan selalu merangkul kami dengan penuh perhatian agar kami mencapai perubahan yang lebih baik lagi.
3
Apakah ada hubungan antara ketidakaktifan kamu hadir ke sekolah dengan pergaulan kamu diluar sekolah?
Mungkin ada, karena saya sering keluyuran malam bersama teman-teman yang umurnya lebih tua dari saya dimana mereka tidak bersekolah sehingga saya sering telat bangun untuk ke sekolah.
4
Jika kamu tidak menyukai seorang guru yang mengajar apakah kamu juga tidak menyukai mapel yang dia ampu?
Tidak , karena ketika saya tidak menyukai guru tersebut bukan berarti saya juga tidak menyukai mapel yang dia ampu, karena bagi saya sebuah pengetahuan itu sangat penting tak peduli siapapun yang menyampaikan materi tersebut.
5
Apa yang menyebabkan kamu malas megikuti proses pembelajaran?
Alasan saya malas dalam mengikuti pembelajaran itu dikarenakan metode yang digunakan guru dalam mengajar itu sering membosankan, misalnya saja materi matematika ketika guru tidak sesuai tak jarang kamipun sulit memahami materi tersebut walaupun sudah berkali-kali diulang oleh guru tersebut, karena adanya ketidaksesuaian antara materi dengan metode yang dipakai, sehingga kami pun merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran tersebut dan secepat mungkin kami ingin keluar dari kelas.


 
FOTO PENELITIAN

Foto bersama dengan siswa XI
Foto saat wawancara di SMAS Muhammadiyah Rengat
Foto saat sedang wawancara dengan salah satu siswa
Foto saat wawancara di kelas X
Foto saat wawancara kelas X
Kondisi WC sekolah SMAS Muhammadiyah Rengat
Foto saat wawancara dengan WAKA Kesiswaan dan Guru BK
Foto saat wawancara dengan WAKA Kesiswaan dan Guru BK












[3]  Hasil wawancara dengan ibu Tutik Sriati S.E Guru WAKA, Kamis 20 April 2017 Pukul 10.30 WIB.
               
[4] Hasil wawancara dengan Neli siswi kelas 11, Kamis 20 April 2017 Pukul 10.00 WIB.

[5] Hasil wawancara dengan Yoga siswa kelas 11, Kamis 20 April 2017 Pukul 10.25 WIB.

[6]Hasil wawancara dengan Neli siswi kelas 11, Kamis 20 April 2017 Pukul 10.00 WIB.
Hasil wawancara dengan ibu Dalila Warni.S.Pd Guru WAKA, Kamis 20 April 2017 Pukul 10.57 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bersinarlah

Assalamualaikum sahabat sholihah semua, hari ini aku ingin menceritakan sekilas tentang kisah hidup yang mungkin diantara kita merasakan hal...