BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar penggunaan media
pembelajaran sangat penting sekali. Dalam memilih media pembelajaran ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan antara lain tujuan pembelajaran, jenis
tugas dan respon peserta didik setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik peserta didik. Penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada dasarnya dimaksudkan untuk
mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam
aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama
proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain
terdiri atas peserta didik, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan
atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video atau
audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas
(proyektor overhead, perekan pita audio dan video, radio, televisi, komputer,
perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaharuhan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi
dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat
tersebut yang mana alat-alat tersebut tentunya sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga
dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang
akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan
tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Media Pembelajaran
2. Bagaimana
Prinsip-Prinsip dalam Pemilihan Media Pembelajaran
3. Apa
Fungsi dalam Pemilihan Media Pembelajaran
4. Bagaimana
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
Mengetahui Pengertian Media Pembelajaran
2. Untuk
Mengetahui Prinsip-Prinsip dalam Pemilihan Media Pembelajaran
3. Untuk
Mengetahui Fungsi dalam Pemilihan Media Pembelajaran
4. Untuk
Mengetahui Kriteria Pemilihan Media
Pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media dalah perantara (وسائل) atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[1]
Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau
penyalur pesan belajar (message learning) dari sumber pesan (message
resource) kepada penerima pesan (message receive) sehingga terjadi
interaksi belajar mengajar.[2]
Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar sebagai upaya untuk mempertinggi
proses interaksi guru dengan peserta didik dan interaksi peserta didik dengan
lingkungan belajarnya.[3]
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media
mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan
bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat
disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu
guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, peserta
didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan
terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang
telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal
acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi
sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian
tujuan secara efektif dan efisien.
Dan dari Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi
perantara dalam terjadinya pembelajaran. Berdasarkan fungsinya media dapat
berbentuk alat peraga dan sarana.
1. Alat
Peraga
Menurut Estiningsih, alat peraga merupakan media pembelajaran yang
mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Fungsi alat
peraga, yaitu :
Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk membantu menanamkan atau
mengembangkan konsep yang abstrak, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya
dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba dan memanipulasi obyek/ alat
peraga maka siswa mengalami pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan tentang
arti dari suatu konsep. Berikut ini diberikan contoh dari alat peraga:
a. Papan
tulis, buku tulis, meja yang berbentuk persegipanjang dapat berfungsi sebagai
alat peraga pada saat guru menerangkan bangun geometri datar persegipanjang.
b. Pensil,
kapur, lidi, dan biji-bijian dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat
mengenalkan bilangan, dengan cara membilang banyaknya anggota dari kelompok
benda, sehingga pada akhir membilang akan ditemukan bilangan yang sesuai dengan
keompok tersebut.
2. Sarana
Sarana merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai alat
bantu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan sarana na
tersebut diharapkan dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar. Contoh media
pembelajaran yang berupa sarana adalah: papan tulis, penggaris, jangka,
klinometer, timbangan, Lembar Kerja (LK), Lembar Tugas (LT) dan sebagainya.
B.
Prinsip-Prinsip
dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Didalam peroses belajar mengajar, tentu sangat dibutuhkan pemilihan akan
media yang harus digunakan dalam pembelajaran tersebut agar murid dapat
menyerap pelajaran dengan baik. Dan dibutuhkan prinsip untuk menentukan
pemilihan media tersebut. Adapun prinsip dalam pemilhan media pembelajaran
sebagai berikut:
1. Harus
ada kejelasan tujuan tentang pemilihan media tersebut. Apakah tujuan itu
sebagai keprluan rekreasi, hiburan, informasi umum taupun pembelajaran.
2. Familiaritas
media, artinya didalam memilih media kita harus paham dan mengenal terhadap
sifat media yang kita pilih.
3. Adanya
sejumlah media yang dapat dibandingkan karea pemilihan media pada dasarnya
adalah perosese pengembalian keputusan dari adanya alternatif-alternatif
pemecahan yang dituntut oleh tujuan.[4]
Prinsip penggunaan media secara umum sebagai berikut.[5]
a. Tidak
ada satu metode dan media yang dipakai dengan meniadakan yang lain. Contoh
kecil penggunaan kertas dan pencil untuk daerah terjangkau, sementara daun dan
batu untuk daerah tertinggal
b. Media
tertentu cenderung lebih tepat dipakai dalam menyajikan suatu unit pelajaran
dari pda media lain. Oleh karena itu dibutuhkan mengenali karakterstik
dan kemampuan media sebelum memilih pada satu media yang kita ketahui saja.
c. Tidak
ada satu mediapun yang sesuai dingunakan untuk segala macam kegiatan belajar.
Oleh karena itu diperlukan pendekatan multi media.
d. Penggunaan
media yang terlalu banyak akan membingungkan dan tidak memperjelas pelajaran.
e. Harus
dilakuakan persiapan yang matang dialam penguanaan media. Kesalahan yang banyak
terjadi, dengan menggunakan media pendidikan guru tidak perlu membuat persiapan
mengajar terlebih dahulu. Artinya diperlukan tambahan bahan dari buku-buku yang
lain serta dilaukukan pengayaan atau penjelasan dan lain-lain. Bukan hanya
membaca seperti yang telah ada dalam teks itu sendiri.
f. Media
harus merupakan integral dari pelajaran, artinya janganlah memilih media
sebagai hiasa saja tanpa adanya hubungan dengan pelajaran yang berlangsung.
g. Anak-anak
diperlukan dan dipersiapkan sebagai peserta yang aktif. Artinya guru
sering cenderung untuk mengusahan media yang hebat hingga anak didik
dapat belajar tanpa sususah payah dan tanpa kegiatan yang berarti. Sehingga
anak didik tidak aktif dalam pemeblajaran.
h. Murid
harus ikut bertanggung jawab dalam peroses pembelajaran. Seperti halnya media
Filem siswa harus mendiskusikannya.
i.
Secara umum perlu ditampilkan hal yang positif dari
pada yang negatif agar tidak dicontoh oleh siswanya jika itu hal yangkurang
baik.
j.
Hendaknya tidak menggunakan media penddikan sekedar
sebagai selinan atau hiburan semata, kecuali memang tujuan dari pembelajran.
k. Pergunakan
kesempatan menggunakan media sebagai untuk melatih perkembangan bahasa, baik
lisan amupun tulisan.
Sementara
ditinjau dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip
psikologis juga harus mendapat pertimbangan dalam pemilihan media:
1. Motivasi,
media yang disajikan harus bisa memunculkan minat, serta motivasi dari
informasi yang terkandung dari media pembelajaran tersebut.
2. Perbedaan
individual. Siswa belajar dengan cara tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Oleh
karena itu media yang memberikan informasi harus berdasarkan kepada tingkat
pemahaman pada siswa.
C.
Fungsi dalam
Pemilihan Media Pembelajaran
Pada mulanya media mempunyai fungsi sebagai alat bantu visual dalam
kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman
visual kepada sisiwa antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas
dan mempermudah konsep abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi
belajar.[6]
Pada akhir tahun 1950 teori komonikasi mulai menpengaruhi penggunaan alat
bantu audio visual, sehingga fungsi media sebagai peraga bergeser menjadi
penyalur pesan atau informasi belajar.[7]
Penggunaan media yang baik tentu memiliki fungsi terhadap peroses belajar
mengajar, Menurut Levie & lentz mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, hususnya media visual:[8]
1. fungsi
atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi
kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran.
2. fungsi
afektif. Dimana media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar yang kemudian dapat menggugah
emosi dan sikap siswa, misalnya mengenai masalah sosial atau ras.
3. fungsi
kognitif. Dimana lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. fungsi
kompensatoris. Hal itu dapat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa
media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang
lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.
Nana Sudjana
merumuskan fungsi media pembelajaran menjadi enam kategori sebagai berikut:
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan
merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian integral
dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan
salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
3. Media
pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi
pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan)
media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat
hiburan, dalam arti digunakan hanya sekadar melengkapi proses belajar supaya
lebih menarik perhatian peserta didik.
5.
Penggunaan
media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar
mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap/memahami pengertian yang
diberikan guru.
6.
Penggunaan
media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Dengan kata lain, dengan menggunakan media maka hasil belajar yang dicapai
peserta didik akan tahan lama dan diingat oleh peserta didik.[9]
Selain berbicara fungsi dari media tersebut, terdapat manfaat media dalam
pembelajaran. Hamalik merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut:[10]
1.
Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir,
oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2.
Memperbesar perhatian siswa.
3.
Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan
belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4.
Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
5.
Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu,
terutama melalui gambar hidup.
6.
Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
7.
Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan
cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam
belajar.
D.
Kriteria
Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk pemilihan media pembelajaran, tentu sangat dibutuhkan kereteria
dalam pelaksanaannya. Karena tanpa memahami terhadap kereteria tersebut, maka
penggunaan media pembelajaran akan berakibat tidak baik terhadap pengembangan
anak didik, terutama didalam pertumbuhan psikologinya. Sehingga agar
menghindari dampak yang tidak diinginkan tersebut sangat dibutuhkannya
keriteria penggunaan media pembelajran tersebut.
Oleh sebab itu dalam mendesain media pembelelajaran harus memperhatikan
ciri-ciri atau karakteristik dari saran atau penerima pesan: seperti halnya
umur, latar belakang sosial budaya, pendidikan serta cacat badaniyah dan
sebagainya.[11]
Karena kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
merupakan bagian dari sistem intstruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada
bebrapa keriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media,yaitu:[12]
1. Sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai
Media dipilih
berdasarkan tujuan intraksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu
kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
2. Tepat
untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau
generalisasi.
3. Praktis,
luwes, dan bertahan.
Jika tidak ada
dana, waktu atau sumber lain tidak usah dipaksakan menggunakan media yang akan
dipakai, serta media yang akan dipakai mudah didapat atau dapat dibuat sendiri
oleh guru, serta dapat dibawa kemana-mana.
4. Guru
terampil dalam menggunakannya.
Ini merupakan
kereteia utama, apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam peroses
belajar mengajar. Sebab nilai dari media itu ditentukan oleh guru yang
menggunkannya.
5. Pengelompokan
sasaran.
Dalam hal ini
perlu dipahami bahwasanya media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu
sama efektifnya untuk kelompok kecil, begitu pula hal sebaliknya.
6. Mutu
teknis.
Pengembanagan
visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis
tertentu. Misalnya materi yang ingin disampaikan dengan menggunkan slid tidak
boleh terganggu oleh latar belakang yang akan mengganggu terhadap pesan atau
informasi dari materi tersebut.
Selain kriteria mengenai media, tentu kita harus paham jenis-jenis media
itu sendiri. Dimana terdapat dua jenis media pembelajaran, yaitu media
pembelajaran sederhana yang meliputi papan tulis, dan media pemebelajaran
modern meliputi komputer dan internet.[13]
Adapun kriteria pemilihan media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan
Ahmad Rivai adalah sebagai berikut:
1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran,
artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang
telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur-unsur
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih mungkin digunakannya media
pengajaran.
2. Dukungan terhadap bahan pelajaran, artinya
bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat
memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta didik.
3.
Kemudahan
memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,
setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis
umumnya mudah dibuat oleh guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan
praktis penggunaannya.
4.
Keterampilan
guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama
adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat
yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaannya oleh guru
pada saat terjadinya interaksi belajar peserta didik dengan lingkungannya.
Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya,
tetapi dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas
pengajaran.
5.
Tersedia
waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi
peserta didik selama pengajaran berlangsung.
6.
Memilih
media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir
peserta didik, sehingga dapat dipahami oleh peserta didik.[14]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses
belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena
dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan
disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.
Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau
kalimat tertentu. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna bahan
daripada tanpa bantuan media.
Namun perlu
diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak
sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu,
tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan
media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran,
tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
B.
Saran
Penulis menyadari makalah ini
mungkin masih jauh dari kata sempurna.Akan tetapi bukan berarti makalah ini
tidak berguna. Besar harapan yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat
memberikan sumbangsih pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan
dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita
semua. Kemudian mari kita banyak mempelajari semaksimal mungkin dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Miarso,
Yusuf Hadi. 2007. Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan Jakarta:
Kencana.
Miarso, Yusuf Hadi, dkk. 1984. Teknologi
Komonikasi Pendidikan: pengertian dan
penerapannya
di indonesia Jakata: CV. Rajawali.
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Bandung:
Alfabeta.
S. Sardiman, Arif, dkk. 1990. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudjana, Nana, dkk. 1991. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
[4]
Yusuf Hadi Miarso, dkk, Teknologi
Komonikasi Pendidikan: pengertian dan penerapannya di indonesia (Jakata:
CV. Rajawali,1984) hlm. 62-63.
[5]Ibid, 102-104
[8]
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan,….. hlm. 17
[9] Nana
Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1991) hlm.
75
[10]Yusuf Hadi Miarso, dkk, Teknologi
Komonikasi Pendidikan, …...,hlm. 49
[13]
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi
Informasi dan Komonikasi,….,hlm. 139
Tidak ada komentar:
Posting Komentar