Jumat, 20 Januari 2017

PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN, PRINSIP-PRINSIP DALAM PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN, FUNGSI DAN KRITERIA MEDIA PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN
   A. Latar Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar penggunaan media pembelajaran sangat penting sekali. Dalam memilih media pembelajaran ada beberapa aspek yang harus diperhatikan antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon peserta didik setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik peserta didik. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada dasarnya dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas peserta didik, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekan pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuhan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut yang mana alat-alat tersebut tentunya sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Media Pembelajaran
2.      Bagaimana Prinsip-Prinsip dalam Pemilihan Media Pembelajaran
3.      Apa Fungsi dalam Pemilihan Media Pembelajaran
4.      Bagaimana Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Media Pembelajaran
2.      Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip dalam Pemilihan Media Pembelajaran
3.      Untuk Mengetahui Fungsi dalam Pemilihan Media Pembelajaran
4.      Untuk Mengetahui  Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media dalah perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[1] Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan belajar (message learning) dari sumber pesan (message resource) kepada penerima pesan (message receive) sehingga terjadi interaksi belajar mengajar.[2] Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar sebagai upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan peserta didik dan interaksi peserta didik dengan lingkungan belajarnya.[3]
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Dan dari Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Berdasarkan fungsinya media dapat berbentuk alat peraga dan sarana.
1.      Alat Peraga
Menurut Estiningsih, alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Fungsi alat peraga, yaitu :
Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep yang abstrak, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba dan memanipulasi obyek/ alat peraga maka siswa mengalami pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti dari suatu konsep. Berikut ini diberikan contoh dari alat peraga:
a.       Papan tulis, buku tulis, meja yang berbentuk persegipanjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru menerangkan bangun geometri datar persegipanjang.
b.      Pensil, kapur, lidi, dan biji-bijian dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat mengenalkan bilangan, dengan cara membilang banyaknya anggota dari kelompok benda, sehingga pada akhir membilang akan ditemukan bilangan yang sesuai dengan keompok tersebut.
2.      Sarana
Sarana merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai alat bantu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan sarana na tersebut diharapkan dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar. Contoh media pembelajaran yang berupa sarana adalah: papan tulis, penggaris, jangka, klinometer, timbangan, Lembar Kerja (LK), Lembar Tugas (LT) dan sebagainya.
B.     Prinsip-Prinsip dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Didalam peroses belajar mengajar, tentu sangat dibutuhkan pemilihan akan media yang harus digunakan dalam pembelajaran tersebut agar murid dapat menyerap pelajaran dengan baik. Dan dibutuhkan prinsip untuk menentukan pemilihan media tersebut. Adapun prinsip dalam pemilhan media pembelajaran sebagai berikut:
1.      Harus ada kejelasan tujuan tentang pemilihan media tersebut. Apakah tujuan itu sebagai keprluan rekreasi, hiburan, informasi umum taupun pembelajaran.
2.      Familiaritas media, artinya didalam memilih media kita harus paham dan mengenal terhadap sifat media yang kita pilih.
3.      Adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karea pemilihan media pada dasarnya adalah perosese pengembalian keputusan dari adanya alternatif-alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan.[4]
Prinsip penggunaan media secara umum sebagai berikut.[5]
a.       Tidak ada satu metode dan media yang dipakai dengan meniadakan yang lain. Contoh kecil penggunaan kertas dan pencil untuk daerah terjangkau, sementara daun dan batu untuk daerah tertinggal
b.      Media tertentu cenderung lebih tepat dipakai dalam menyajikan suatu unit pelajaran dari pda media lain. Oleh karena itu dibutuhkan mengenali karakterstik  dan kemampuan media sebelum memilih pada satu media yang kita ketahui saja.
c.       Tidak ada satu mediapun yang sesuai dingunakan untuk segala macam kegiatan belajar. Oleh karena itu diperlukan pendekatan multi media.
d.      Penggunaan media yang terlalu banyak akan membingungkan dan tidak memperjelas pelajaran.
e.       Harus dilakuakan persiapan yang matang dialam penguanaan media. Kesalahan yang banyak terjadi, dengan menggunakan media pendidikan guru tidak perlu membuat persiapan mengajar terlebih dahulu. Artinya diperlukan tambahan bahan dari buku-buku yang lain serta dilaukukan pengayaan atau penjelasan dan lain-lain. Bukan hanya membaca seperti yang telah ada dalam teks itu sendiri.
f.       Media harus merupakan integral dari pelajaran, artinya janganlah memilih media sebagai hiasa saja tanpa adanya hubungan dengan pelajaran yang berlangsung.
g.      Anak-anak diperlukan  dan dipersiapkan sebagai peserta yang aktif. Artinya guru sering cenderung untuk mengusahan media yang hebat  hingga anak didik dapat belajar tanpa sususah payah dan tanpa kegiatan yang berarti. Sehingga anak didik tidak aktif dalam pemeblajaran.
h.      Murid harus ikut bertanggung jawab dalam peroses pembelajaran. Seperti halnya media Filem siswa harus mendiskusikannya.
i.        Secara umum perlu ditampilkan hal yang positif dari pada yang negatif agar tidak dicontoh oleh siswanya jika itu hal yangkurang baik.
j.        Hendaknya tidak menggunakan media penddikan sekedar sebagai selinan atau hiburan semata, kecuali memang tujuan dari pembelajran.
k.      Pergunakan kesempatan menggunakan media sebagai untuk melatih perkembangan bahasa, baik lisan amupun tulisan.
Sementara ditinjau dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis juga harus mendapat pertimbangan dalam pemilihan media:
1.      Motivasi, media yang disajikan harus bisa memunculkan minat, serta motivasi dari informasi yang terkandung dari media pembelajaran tersebut.
2.      Perbedaan individual. Siswa belajar dengan cara tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Oleh karena itu media yang memberikan informasi harus berdasarkan kepada tingkat pemahaman pada siswa.
C.    Fungsi dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Pada mulanya media mempunyai fungsi sebagai alat bantu visual dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada sisiwa antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar.[6]
Pada akhir tahun 1950 teori komonikasi mulai menpengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga fungsi media sebagai peraga bergeser menjadi penyalur pesan atau informasi belajar.[7]
Penggunaan media yang baik tentu memiliki fungsi terhadap peroses belajar mengajar,  Menurut Levie & lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, hususnya media visual:[8]
1.      fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2.      fungsi afektif. Dimana media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar yang kemudian dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya mengenai masalah sosial atau ras.
3.      fungsi kognitif. Dimana lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.      fungsi kompensatoris.  Hal itu dapat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Nana Sudjana merumuskan fungsi media pembelajaran menjadi enam kategori sebagai berikut:
1.      Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2.      Penggunaan media pengajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
3.      Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
4.      Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekadar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.
5.      Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap/memahami pengertian yang diberikan guru.
6.      Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan kata lain, dengan menggunakan media maka hasil belajar yang dicapai peserta didik akan tahan lama dan diingat oleh peserta didik.[9]
Selain berbicara fungsi dari media tersebut, terdapat manfaat media dalam pembelajaran. Hamalik  merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut:[10]
1.      Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2.      Memperbesar perhatian siswa.
3.      Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4.      Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
5.      Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6.      Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7.      Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
D.    Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk pemilihan media pembelajaran, tentu sangat dibutuhkan kereteria dalam pelaksanaannya. Karena tanpa memahami terhadap kereteria tersebut, maka penggunaan media pembelajaran akan berakibat tidak baik terhadap pengembangan anak didik, terutama didalam pertumbuhan psikologinya. Sehingga agar menghindari dampak yang tidak diinginkan tersebut sangat dibutuhkannya keriteria penggunaan media pembelajran tersebut.
Oleh sebab itu dalam mendesain media pembelelajaran harus memperhatikan ciri-ciri atau karakteristik dari saran atau penerima pesan: seperti halnya umur, latar belakang sosial budaya, pendidikan serta cacat badaniyah dan sebagainya.[11]
Karena kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem intstruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada bebrapa keriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media,yaitu:[12]
1.      Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
Media dipilih berdasarkan tujuan intraksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.      Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi.
3.      Praktis, luwes, dan bertahan.
Jika tidak ada dana, waktu atau sumber lain tidak usah dipaksakan menggunakan media yang akan dipakai, serta media yang akan dipakai mudah didapat atau dapat dibuat sendiri oleh guru, serta dapat dibawa kemana-mana.
4.      Guru terampil dalam menggunakannya.
Ini merupakan kereteia utama, apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam peroses belajar mengajar. Sebab nilai dari media itu ditentukan oleh guru yang menggunkannya.
5.      Pengelompokan sasaran.
Dalam hal ini perlu dipahami bahwasanya media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya untuk kelompok kecil, begitu pula hal sebaliknya.
6.      Mutu teknis.
Pengembanagan visual baik gambar  maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya materi yang ingin disampaikan dengan menggunkan slid tidak boleh terganggu oleh latar belakang yang akan mengganggu terhadap pesan atau informasi dari materi tersebut.
Selain kriteria mengenai media, tentu kita harus paham jenis-jenis media itu sendiri. Dimana terdapat dua jenis media pembelajaran, yaitu media pembelajaran sederhana yang meliputi papan tulis, dan media pemebelajaran modern meliputi komputer dan internet.[13]
Adapun kriteria pemilihan media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai adalah sebagai berikut:
1.      Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur-unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih mungkin digunakannya media pengajaran.
2.      Dukungan terhadap bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta didik.
3.      Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,  setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya mudah dibuat oleh guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya.
4.      Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaannya oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar peserta didik dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tetapi dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
5.      Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi peserta didik selama pengajaran berlangsung.
6.      Memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir peserta didik, sehingga dapat dipahami oleh peserta didik.[14]





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

B.     Saran
            Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna.Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Kemudian mari kita banyak mempelajari semaksimal mungkin dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Miarso, Yusuf Hadi. 2007. Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan Jakarta:
           Kencana.
Miarso, Yusuf Hadi, dkk. 1984. Teknologi Komonikasi Pendidikan: pengertian dan
penerapannya di indonesia Jakata: CV. Rajawali.
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
            Alfabeta.
S. Sardiman, Arif, dkk. 1990. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudjana, Nana, dkk. 1991. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.












[1]Arif S. Sardiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990) hlm. 3

[2]Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008) hlm. 138

[3] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,1991) hlm. 7
[4] Yusuf Hadi Miarso, dkk, Teknologi Komonikasi Pendidikan: pengertian dan penerapannya di indonesia (Jakata: CV. Rajawali,1984) hlm. 62-63.
[5]Ibid, 102-104

[6] Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2007) hlm. 49
[7] Ibid
[8] Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan,….. hlm. 17

[9] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991) hlm. 75
[10]Yusuf Hadi Miarso, dkk, Teknologi Komonikasi Pendidikan, …...,hlm. 49
[11] Ibid, 47
[12] Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan,…..,hlm. 75-76
[13] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komonikasi,….,hlm. 139

[14] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran,…..,hlm.  5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bersinarlah

Assalamualaikum sahabat sholihah semua, hari ini aku ingin menceritakan sekilas tentang kisah hidup yang mungkin diantara kita merasakan hal...